Wilayah Kota Jayapura tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, oleh karena itu agar meningkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
Gempa yang pusatnya berada di koordinat 2,58 Lintang Selatan dan 140,67 Bujur Timur, sekira 13 km timur laut Kota Jayapura, pada kedalaman sekitar 10 km itu dirasakan pada skala IV MMI di Kota dan Kabupaten Jayapura. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan ada gempa susulan sebanyak 68 kali setelahnya. Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di pesisir pantai, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Tetapi kerugian yang disebabkan gempa bumi di wilayah jayapura menyebabkan kerugian yang cukup besar. Gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar lokal yang melintasi jayapura. Hal itu diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. BMKG juga menghimbau untuk masyarakat jayapura untuk tetap berhati – hati, tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya.
Menurut informasi dari media online (https://cenderawasihpos.jawapos.com) kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu kerusakan beberapa bangunan di Kota Jayapura, antara lain : Dermaga DPRD, RS Provita, mal Jayapura, Swissbell hotel, ruko di Bucend II Entrop). Menurut data BMKG guncangan gempa bumi dirasakan di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura pada skala intensitas IV MMI (Modified Mercally Intensity). Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di pesisir pantai, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami. Menurut data Badan Geologi pantai utara Jayapura tergolong rawan tsunami, dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai berkisar antara 2,87 m hingga 4,38 m.